MASIHKAH
ENGKAU MENCINTAIKU ?
26
Mei 2012 pukul 3:10
Hope
Hari
Suatu hari aku bangun di pagi hari
untuk memandang indahnya fajar pagi.Ah....!! Keindahan cipataan Tuhan sungguh
luar biasa sehingga tak cukup kata untuk melukiskannya.Akupun memuji Tuhan
selagi aku memandang ciptaan -Nya. Saat aku mulai menaikkan pujian bersyukur
atas anugerah-Nya yang luar biasa di bumi, tiba-tiba ku dipenuhi dengan hadirat
Allah.Rasa damai yang luar biasa menyergap masuk melalui pori-pori kulitku,
menyerap lebih dalam ke dalam dagingku dan tulangku, dan masuk semakin jauh ke
dalam hati dan pikiranku. Seketika semua ketakutan sirna. Keraguan meleleh.
Lalu kudengar suara-Nya dengan
lembut berkata kepadaku,"Masihkah kau mencintaiku?"Aku
menjawab,"Tentu saja, Tuhan! Engkau adalah Tuhan dan
Juruselamatku!"Kemudian IA kembali bertanya,"Jika seandainya engkau
cacat tubuh, masihkah engkau mencintaiku?"Aku terperanjat. Aku amati
tubuhku, tangan dan kakiku dan keseluruhan anggotanya. Aku lalu membayangkan
akan begitu banyaknya hal-hal yang tidak bisa aku lakukan tanpa kelengkapan
anggota-anggota tubuhku.Akupun menjawab-Nya, "Hal itu akan menjadi sangat
sulit, Tuhan...tapi aku akan tetap mencintai-Mu."Kemudian Tuhan
berkata,"Jika seandainya engkau buta, masihkah engkau mencintai ciptaanku?"Bagaimana
mungkin aku bisa mencintai sesuatu yang tidak bisa aku lihat?Lalu aku berpikir
tentang orang-orang buta yang ada di dunia dan bagaimana mereka tetap mencintai
Tuhan dan mencintai ciptaan-Nya.Jadi aku menjawab,"Sulit memikirkan tantang
hal itu,...tapi aku akan tetap mencintai-Mu."Tuhan kemudian bertanya
kepadaku,"Jika seandainya engkau tuli, masihkah engkau mendengarkan
perkataan-Ku?"Bagaimana mungkin aku bisa mendengarkan sesuatu jika aku
tuli? Kemudian tiba-tiba aku mengerti tentang satu hal. Mendengarkan Firman
Tuhan bukan saja harus menggunakan telinga, tapi lebih penting lagi adalah
menggunakan hati.Aku menjawab," Hal itu juga saangat sulit, tapi aku akan
tetap mendengarkan Firman-Mu."Tuhan lalu bertanya kepadaku,"Jika
seandainya engkau bisu, masihkah engkau mau memuji nama-Ku?"Bagaimana
mungkin aku bisa memuji tanpa mengeluarkan suara? Namun, tiba-tiba sekali lagi
satu hal dibukakan padaku. Tuhan mau kita memuji Dia dari hati dan jiwa kita
yang paling dalam. Gak jadi masalah bagaimana nanti kedengaran suaranya. Karena
memuji Tuhan gak selamanya harus dengan lagu atau nyanyian, tapi saat kita
dianiaya kita bisa memuji Allah dengan ucapan syukur.Jadi kujawab,"
Meskipun aku tak bisa menyanyi secara fisik, tapi aku akan tetap memuji
nama-Mu."Dan kemudian Tuhan bertanya,"Apakah engkau benar-benar
mengasihiku?"Dengan keberanian & keyakinan yang teguh aku
menjawab,"Ya Tuhan! Aku mengasihi-Mu karena Engkau satu-satunya Tuhan yang
benar!"Aku pikir aku telah menjawab dengan benar, tapi kemudian Tuhan berkata,"Lalu
mengapa engkau masih melakukan dosa?"Aku menjawab,"Karena aku masih
manusia biasa. Aku belum sempurna.""Trus mengapa saat engkau senang
engkau malah memilih menjauh dan tersesat di antah berantah? Mengapa hanya saat
engkau lagi dalam masalah engkau berdoa kepada-Ku dengan bersungguh-sungguh?Aku
gak bisa menjawabnya...hanya air mata yang mengalir deras di pipikun Kemudian Tuhan melanjutkan,"Mengapa hanya
bernyanyi memuji-Ku saat persekutuan di gereja dan retreat? Mengapa hanya
mencariku saat sesi penyembahan saja? Mengapa hanya meminta hal-hal yang
menyenangkan diri sendiri? Mengapa meminta hal-hal sementara engkau tidak
setia?Airmata semakin deras membasahi mataku dan wajahku."Mengapa engkau
menjadi malu karena-Ku? Mengapa engkau tidak memberitakan Injil kabar baik?
Mengapa saat kamu dalam masalah kamu lari kepada orang lain padahal Aku
menyediakan pundak-Ku buat tangisanmu? Mengapa buat begitu banyak alasan ketika
Aku memberikan kesempatan bagimu untuk melayani nama-Ku?"Engkau diberkati
dengan kehidupan. Aku menciptakanmu bukan agar engkau membuang talenta yang Ku
berikan kepadamu. Aku memberkatimu dengan banyak talenta, tapi engkau tetap
berpaling dariku. Aku membukakan rahasia Firman-Ku kepadamu melalui hikmat,
tapi engkau tidak mau bertumbuh dalam pengetahuan yang tlah Ku beri. Aku telah
berulang-ulang kali berbicara kepadamu tapi telingamu selalu tertutup bagiku.
Aku selalu menunjukkan berkat-berkat-Ku kepadamu, tapi matamu jenuh melihatnya.
Aku mengirimkan kepadmu hamba-hamba-Ku, tapi engkau malah duduk terpaku dengan
malasnya saat mereka engkau tolak. Aku telah mendengar doa-doamu dan telah
menjawab semuanya. Apakah engkau benar-benar mengasihi-Ku? Masihkah engkau
mencintai-Ku?Aku tak sanggup menjawabnya. Bagaimana bisa? Aku malu oleh imanku sendiri.
Aku gak punya alasan apapun untuk membela diriku karena semuanya benar adanya.
Bagaimana aku bisa menjawab semuanya? Saat hatiku telah meluap dengan tangisan
dan air mataku telah berhenti, akupun berkata,"Ampunilah aku Tuhan. Aku
gak layak menjadi anak-Mu."Tuhan menjawab,"Itulah kasih karuniaku,
anak-Ku."Aku bertanya,"Lalu mengapa Engkau terus mengampuniku?
Mengapa Engkau begitu mencintaiku?Tuhan berkata,"Karena engkau adalah
ciptaan-Ku. Engkau adalah anak-Ku. Aku gak kan mungkin meninggalkanmu. Saat
engkau menangis, hati-Ku meluap dengan belas kasihan dan menangis bersamamu.
Saat engkau berteriak kegirangan, Aku tertawa bersamamu. Saat engkau kecewa,
Aku menguatkanmu. Saat engkau jatuh, Aku mengangkatmu. Saat engkau lelah dan
letih, Aku menggendongmu. Aku akan selalu bersama-Mu sampai akhir zaman, dan
aku akan selalu mencintai-Mu."Tak pernah aku menangis dengan begitu
hebatnya sebelumnya. Bagaimana bisa aku menjadi begitu dingin selama ini?
Bagaimana mungkin aku telah menyakiti hati Allah seperti ini?.Lalu
dengan mata yang merah oleh air mata yang membanjiri, dan muka yang kusut oleh
duka yang mendalam, dimana rasa bersalah, benci, amarah terhadap diri sendiri
bercampur menjadi satu dengan perasan cinta yang dalam kepada Allah.Aku lalu
berkata,"Seberapa besar cinta-mu bagiku, Tuhan?Tuhan lalu merentangkan
kedua tangan-nya lebar ke samping, sehingga aku melihat jelas kedua telapak
tangan-Nya yang berlubang paku. Aku tersungkur di kaki Yesus, Juruselamatku.
Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku sungguh-sungguh berdoa.
No comments:
Post a Comment