google-site-verification: googledeac790241e89f26.html

Sunday, 10 November 2013

Masihkah Kau Mencintaiku ???



MASIHKAH ENGKAU MENCINTAIKU ?
26 Mei 2012 pukul 3:10
Hope Hari
Suatu hari aku bangun di pagi hari untuk memandang indahnya fajar pagi.Ah....!! Keindahan cipataan Tuhan sungguh luar biasa sehingga tak cukup kata untuk melukiskannya.Akupun memuji Tuhan selagi aku memandang ciptaan -Nya. Saat aku mulai menaikkan pujian bersyukur atas anugerah-Nya yang luar biasa di bumi, tiba-tiba ku dipenuhi dengan hadirat Allah.Rasa damai yang luar biasa menyergap masuk melalui pori-pori kulitku, menyerap lebih dalam ke dalam dagingku dan tulangku, dan masuk semakin jauh ke dalam hati dan pikiranku. Seketika semua ketakutan sirna. Keraguan meleleh.
 Lalu kudengar suara-Nya dengan lembut berkata kepadaku,"Masihkah kau mencintaiku?"Aku menjawab,"Tentu saja, Tuhan! Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku!"Kemudian IA kembali bertanya,"Jika seandainya engkau cacat tubuh, masihkah engkau mencintaiku?"Aku terperanjat. Aku amati tubuhku, tangan dan kakiku dan keseluruhan anggotanya. Aku lalu membayangkan akan begitu banyaknya hal-hal yang tidak bisa aku lakukan tanpa kelengkapan anggota-anggota tubuhku.Akupun menjawab-Nya, "Hal itu akan menjadi sangat sulit, Tuhan...tapi aku akan tetap mencintai-Mu."Kemudian Tuhan berkata,"Jika seandainya engkau buta, masihkah engkau mencintai ciptaanku?"Bagaimana mungkin aku bisa mencintai sesuatu yang tidak bisa aku lihat?Lalu aku berpikir tentang orang-orang buta yang ada di dunia dan bagaimana mereka tetap mencintai Tuhan dan mencintai ciptaan-Nya.Jadi aku menjawab,"Sulit memikirkan tantang hal itu,...tapi aku akan tetap mencintai-Mu."Tuhan kemudian bertanya kepadaku,"Jika seandainya engkau tuli, masihkah engkau mendengarkan perkataan-Ku?"Bagaimana mungkin aku bisa mendengarkan sesuatu jika aku tuli? Kemudian tiba-tiba aku mengerti tentang satu hal. Mendengarkan Firman Tuhan bukan saja harus menggunakan telinga, tapi lebih penting lagi adalah menggunakan hati.Aku menjawab," Hal itu juga saangat sulit, tapi aku akan tetap mendengarkan Firman-Mu."Tuhan lalu bertanya kepadaku,"Jika seandainya engkau bisu, masihkah engkau mau memuji nama-Ku?"Bagaimana mungkin aku bisa memuji tanpa mengeluarkan suara? Namun, tiba-tiba sekali lagi satu hal dibukakan padaku. Tuhan mau kita memuji Dia dari hati dan jiwa kita yang paling dalam. Gak jadi masalah bagaimana nanti kedengaran suaranya. Karena memuji Tuhan gak selamanya harus dengan lagu atau nyanyian, tapi saat kita dianiaya kita bisa memuji Allah dengan ucapan syukur.Jadi kujawab," Meskipun aku tak bisa menyanyi secara fisik, tapi aku akan tetap memuji nama-Mu."Dan kemudian Tuhan bertanya,"Apakah engkau benar-benar mengasihiku?"Dengan keberanian & keyakinan yang teguh aku menjawab,"Ya Tuhan! Aku mengasihi-Mu karena Engkau satu-satunya Tuhan yang benar!"Aku pikir aku telah menjawab dengan benar, tapi kemudian Tuhan berkata,"Lalu mengapa engkau masih melakukan dosa?"Aku menjawab,"Karena aku masih manusia biasa. Aku belum sempurna.""Trus mengapa saat engkau senang engkau malah memilih menjauh dan tersesat di antah berantah? Mengapa hanya saat engkau lagi dalam masalah engkau berdoa kepada-Ku dengan bersungguh-sungguh?Aku gak bisa menjawabnya...hanya air mata yang mengalir deras di pipikun Kemudian Tuhan melanjutkan,"Mengapa hanya bernyanyi memuji-Ku saat persekutuan di gereja dan retreat? Mengapa hanya mencariku saat sesi penyembahan saja? Mengapa hanya meminta hal-hal yang menyenangkan diri sendiri? Mengapa meminta hal-hal sementara engkau tidak setia?Airmata semakin deras membasahi mataku dan wajahku."Mengapa engkau menjadi malu karena-Ku? Mengapa engkau tidak memberitakan Injil kabar baik? Mengapa saat kamu dalam masalah kamu lari kepada orang lain padahal Aku menyediakan pundak-Ku buat tangisanmu? Mengapa buat begitu banyak alasan ketika Aku memberikan kesempatan bagimu untuk melayani nama-Ku?"Engkau diberkati dengan kehidupan. Aku menciptakanmu bukan agar engkau membuang talenta yang Ku berikan kepadamu. Aku memberkatimu dengan banyak talenta, tapi engkau tetap berpaling dariku. Aku membukakan rahasia Firman-Ku kepadamu melalui hikmat, tapi engkau tidak mau bertumbuh dalam pengetahuan yang tlah Ku beri. Aku telah berulang-ulang kali berbicara kepadamu tapi telingamu selalu tertutup bagiku. Aku selalu menunjukkan berkat-berkat-Ku kepadamu, tapi matamu jenuh melihatnya. Aku mengirimkan kepadmu hamba-hamba-Ku, tapi engkau malah duduk terpaku dengan malasnya saat mereka engkau tolak. Aku telah mendengar doa-doamu dan telah menjawab semuanya. Apakah engkau benar-benar mengasihi-Ku? Masihkah engkau mencintai-Ku?Aku tak sanggup menjawabnya. Bagaimana bisa? Aku malu oleh imanku sendiri. Aku gak punya alasan apapun untuk membela diriku karena semuanya benar adanya. Bagaimana aku bisa menjawab semuanya? Saat hatiku telah meluap dengan tangisan dan air mataku telah berhenti, akupun berkata,"Ampunilah aku Tuhan. Aku gak layak menjadi anak-Mu."Tuhan menjawab,"Itulah kasih karuniaku, anak-Ku."Aku bertanya,"Lalu mengapa Engkau terus mengampuniku? Mengapa Engkau begitu mencintaiku?Tuhan berkata,"Karena engkau adalah ciptaan-Ku. Engkau adalah anak-Ku. Aku gak kan mungkin meninggalkanmu. Saat engkau menangis, hati-Ku meluap dengan belas kasihan dan menangis bersamamu. Saat engkau berteriak kegirangan, Aku tertawa bersamamu. Saat engkau kecewa, Aku menguatkanmu. Saat engkau jatuh, Aku mengangkatmu. Saat engkau lelah dan letih, Aku menggendongmu. Aku akan selalu bersama-Mu sampai akhir zaman, dan aku akan selalu mencintai-Mu."Tak pernah aku menangis dengan begitu hebatnya sebelumnya. Bagaimana bisa aku menjadi begitu dingin selama ini? Bagaimana mungkin aku telah menyakiti hati Allah seperti ini?.Lalu dengan mata yang merah oleh air mata yang membanjiri, dan muka yang kusut oleh duka yang mendalam, dimana rasa bersalah, benci, amarah terhadap diri sendiri bercampur menjadi satu dengan perasan cinta yang dalam kepada Allah.Aku lalu berkata,"Seberapa besar cinta-mu bagiku, Tuhan?Tuhan lalu merentangkan kedua tangan-nya lebar ke samping, sehingga aku melihat jelas kedua telapak tangan-Nya yang berlubang paku. Aku tersungkur di kaki Yesus, Juruselamatku. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku sungguh-sungguh berdoa.

No comments:

Post a Comment