Dasar Ilmu
Pelatihan
Tim
Pelatih yang ada di semua tingkat harus menguasai dasar ilmu pelatihan. Di bawah ini diberikan hal-hal yang penting
tentang pelatihan dari pandangan pelatih.
Walaupun modul dan rencanan pelajaran disiapkan oleh orang lain yang mungkin
lebih ahli dalam bidang pelatihan, calon pelatih harus memeriksa modul untuk
melihat apakah hal-hal di bawah ini sudah dipikirkan oleh penyusun modul. Dan pelatih harus memahami beberapa prinsip
pelatihan untuk menjamin bahwa prinsip tersebut memang diterapkan pada setiap
acara pelatihan yang ada, yang formal maupun yang non-formal.
Ada
tiga hal yang harus diperhatikan:
(1) tujuan modul atau pelajaran;
(2) prinsip belajar mengajar yang harus
dilakukan oleh pelatih; dan (3) cara penyampaian materi secara efektif.
TUJUAN
Tujuan
adalah kemampuan peserta yang diharapkan dapat dilakukan pada akhir
pelatihan. Konsep ini sangat sederhana,
tetapi sering disalahgunakan. Masalah
yang paling sering muncul tentang Tujuan termasuk:
1.
Tujuan yang ditulis tidak dapat
dilakukan pada saat pelatihan, karena mungkin hanya dapat dibuktikan di
lapangan. Misalnya “mampu memfasilitasi masyarakat” padahal tidak ada
masyarakat di tempat pelatihan.
2.
Pencapaian Tujuan harus bisa diukur
oleh pelatih pada saat pelatihan.
Pencapaiannya harus dapat disepakati siapa pun yang mengamati peserta,
sehingga tidak boleh menggunakan kata seperti:
Mengerti, Memahami, Tahu, atau Merasa.
Siapa bisa melihat ke dalam otak peserta untuk melihat apakah
betul-betul memahami?
3.
Tujuan seharusnya merupakan
kalimat, dengan subjek “Peserta” dan diikuti oleh kata kerja yang dapat diamati
secara langsung. Contoh, “Peserta dapat
menghitung luas lingkaran dengan diberikan besarnya diamater lingkaran.”
Prinsip Belajar-Mengajar
Ada
lima prinsip yang harus dipertimbangkan setiap kali rencana pelajaran
disusun. Prinsip tersebut juga harus
diperhatikan pada saat pelatih membawa materi yang disusun oleh orang lain,
agar dilengkapi bila belum ada secara tertulis dalam rencanan pelajaran atau
modul yang sudah disusun.
1.
Sikap Positif
Kepentingan mata
pelajaran harus jelas dan disampaikan oleh pelatih dengan sikap yang
positif. Peserta harus mengerti dan
menerima tujuannya setelah melihat atau mendengar keuntungan untuk diri
sendiri.
a.
Cata
menyampaikan Sikap Positif harus berkaitan dengan Sasaran Pelatihan.
b.
Cara
menyampaikan Sikap Positif harus relevan untuk semua peserta.
c.
Cara
menyeampaikan Sikap Positif harus dibuat di awal.
d.
Jangan sampai
cara tersebut mengakibatkan efek negatif kepada siapa pun.
2.
Urutan Penyampaian
Prinsip
ini hanya dilakukan bila materi yang disampaikan cukup rumit atau terdiri dari
beberapa langkah.
a.
Penyampaiannya
harus mulai dari yang sederhana, kemudian maju ke yang lebih rumit.
b.
Penyampaiannya
harus mulai dari yang mudah, kemudian maju ke yang lebih susah.
c.
Penyampaiannya
harus mulai dari materi yang sudah diketahui, kemudian maju ke materi yang
masih baru.
3.
Praktik Selayaknya
Setiap tujuan harus
dipraktikkan.
a.
Cara
praktik harus sama persis dengan Tujuan.
b.
Setiap
peserta harus diberi kesempatan praktik, tidak hanya sebagian dari peserta.
c.
Setiap
bagian dari Tujuan yang rumit harus dipraktikkan.
d.
Praktik
harus terpisah dari ujian kompetensi, supaya peserta berani mencoba-coba.
4.
Pengetahuan Keberhasilan
Seperti jenis
umpan balik yang lain, keberhasilan setiap peserta harus diketahui oleh peserta
sendiri, dengan mengingat beberapa isu pokok yang diuraikan di bawah ini.
a.
Hasil
harus diketahui setiap soal atau setiap kali praktik, baik positif maupun
negatif.
b.
Hasil
harus diketahui bagi setiap kegiatan yang dipraktikkan.
c.
Setiap
orang harus mengetahui keberhasilan diri sendiri.
d.
Keberhasilan
harus diketahui begitu kegiatan selesai.
5.
Pembedaan Individu
a.
Pembedaan
individu harus berdasarkan perbedaan yang benar, misalnya kecepatan, kemampuan,
pengalaman, latar belakang, atau pendidikan.
b.
Jangan
sampai pembedaan individu mengakibatkan efek negatif kepada siapa pun.
No comments:
Post a Comment