google-site-verification: googledeac790241e89f26.html

Tuesday, 29 October 2013

7 LANGKAH MENYUKSESKAN PEMELIHARAAN SARANA PARASARANA



Tujuh Langkah Menyukeskan Pemeliharaan.
Tujuh langkah di bawah ini didasarkan pandangan baru untuk pemeliharaan.  Rata-rata masyarakat mau memelihara prasarana yang ada manfaat yang dapat dirasakan, hanya mereka mungkin belum mampu menjalankan pemeliharaan seperti yang diharapkan.  Asumsi kami sebagai pemeriksa juga sering salah, karena yang dilihat di lapangan bukan bukti bahwa pemeliharaan tidak dilakukan bahkan bukti bahwa prasarana tidak dibangun dengan baik.Barangkali lebih sering salah desain daripada salah pemeliharaan.  Barangkali lebih sering tidak mengendalikan kualitas pelaksanaan dengan ketat, daripada salah pemeliharaan.  Dan sering juga “masalah pemeliharaan” disebabkan kualitas atau volume bahan yang kurang memadai.

Jika program di bawah ini dapat dilaksanakan dengan sesungguhnya, hampir pasti akan dipuji upaya pemeliharaan yang dilakukan oleh masyarakat.  Padahal pengeluaran biaya dan keringat tidak jauh berbeda.  Mengikuti ketujuh langkah ini mudah-mudahan berhasil mengubah sikap terhadap kebutuhan dan tanggung jawab pemeliharaan.

1.  Langkah pertama adalah perubahan pandangan.  Jangan otomatis melihat masalah yang timbul di lapangan sebagai masalah pemeliharaan, padahal mungkin karena salah desain, mungkin pengendalian kualitas, mungkin karena kualitas dan volume bahan.  Hal itu sudah bagus, sayangnya terlambat.  Lebih baik lagi masalah kualitas dipikirkan dari awal.  Prasarana desa dibuat dengan teknik yang akan meminimalkan pemeliharaan nanti: punggung sapi, saluran pinggir, pelandaian tebing, jarak antara sumber air dan peresepan, cat antikarat, dan sebagainya.
Fasilitator, pemerintah, dan konsultan lain harus selalu mengangkat masalah kualitas jika melakukan kunjungan, dengan sekaligus menjelaskan alasannya.  Alangkah baik bila ada contoh jelek pada prasarana lain di sekitarnya.
Bagi juru desain, tidak boleh melupakan hal-hal yang akan menyelamatkan kegiatan proyek.  Harus digambar secara eksplisit agar jelas.
Bagi pemeriksa desain, jangan menyetujui desain yang belum jelas atau lengkap.  Hal itu tidak mendidik masyarakat tentang kualitas.
2.  Untuk turun ikut memelihara prasarana setiap sekian minggu sekali merupakan tugas yang mungkin membosankan, dan orang akan cepat kesal jika diminta kerja oleh anak muda.  Padahal di desa ada tokoh masyarakat yang sangat dihargai masyarakat lain karena ilmunya atau usianya atau keberhasilannya.  Orang seperti ini harus direkrut menjadi anggota tim penanggung jawab pemeliharaan.  Mereka tidak akan rugi, karena semua orang sebenarnya dapat memahami kepentingan pemeliharaan, asal dijelaskan oleh manusia yang dihormati.
Tim penanggung jawab (jumlahnya tidak penting) hanya memantau proses dan hasil pemeliharaan, dan jika diberitahukan bahwa pemeliharaan diperlukan akan membantu menggerakkan masyarakat lain.
3.  Kalau mau pemeliharaan yang efektif dan tepat waktu, harus mempunyai organisasi atau  tim yang akan rajin terjun ke lapangan untuk mencari data tentang status dan kebutuhan.  Sudah ada metodologi untuk mencatat kebutuhan (Inventarisasi Bagian Jembatan yang Perlu Dipelihara [dan sebagainya], pada Buku Revisi), mirip dengan metode SAP/VAP/MAP yang telah diberikan pada pelatihan untuk perencanaan jalan.  Tim ini membuat jadwal kunjungan, tetapi sering juga memanfaatkan kesempatan ideal untuk melihat kebutuhan, yaitu pada saat hujan deras.  Pada saat itu justeru dapat melihat saluran yang kurang besar atau terlalu cepat, air yang mengalir di tengah jalan, jembatan yang fondasinya diserang air, dan sebagainya.  Sumber air bersih dari irigasi perlu dilihat pada saat sulit air, tetapi bendungan harus dilihat pada saat mau banjir.
Jadi sifat yang paling penting untuk tim ini adalah rajin terjun ke lapangan, walaupun jauh, walaupun hujan.  Hasil kunjungan dibahas bersama dalam tim, kemudian tim melaporkan hasilnya kepada tim penanggung jawab.  Sebaiknya juga hasil ditempel secara transparan di papan informasi
Apakah tiap prasarana perlu tim sendiri, atau dapat digabung?
Jawabannya, “Ya.”  Boleh satu tim, boleh lebih, dan hal ini sangat bergantung volume pekerjaan dan keahlian dalam tim.  Apalagi lokasi prasarana dan pemanfaat dari prasarana tersebut.  Relatif mudah sekali membentuk tim untuk memelihara air bersih yang pemanfaatnya jelas dan manfaat mudah dihitung.  Lebih sulit mencari orang untuk memelihara prasarana yang dinikmati semua, termasuk orang yang tidak ikut memelihara.
Sebenarnya tidak dibatasi.  Tim-tim ini dapat aktif untuk semua prasarana yang dibangun oleh suatu proyek.  Akan tetapi, mengapa tidak bertanggung jawab untuk semua prasarana yang dimiliki masyarakat?

4.  Kedua tim di atas perlu pelatihan tentang dua hal: tugasnya dan teknik pemeliharaan.  Hal tersebut akan berbeda untuk kedua jenis tim.
  • Untuk tim penanggung jawab, harus mengerti bahwa mereka harus memimpin pertemuan, membuat laporan kepada masyarakat, dan menjelaskan rencana pemeliharaan.  Untuk menjelaskan rencana pemeliharaan harus tahu teknik-teknik yang biasa dipakai, walaupun tidak perlu ahli sekali.
  • Tim pemuda yang akan terjun ke lapangan perlu menerapkan format-format inventarisasi, dapat menentukan prioritas, pintar mengantisipasi masalah, dan bersemangat.
Orang yang bekerja pada saat pemeliharaan dijalankan bukan kedua tim ini, walaupun mungkin mereka ikut bekerja seperti warga lain.  Karena orang yang bekerja mungkin masih awam terhadap banyak hal teknis, kadang-kadang masyarakat harus juga dilatih agar pekerjaan bermutu.
Semua pelatihan dilakukan oleh fasilitator kecamatan dibantu dengan orang dinas dan orang kecamatan.  Pada umumnya, pelatihan sejenis ini tidak perlu banyak biaya, karena dilakukan langsung di desa dan sebaiknya langsung di lapangan.  Dalam hal pelatihan ini, sebaiknya melibarkan pendamping lokal dan fasilitor desa sebagai instruktur pembantu.

5.  Langkah lima ini mirip dengan langkah pertama, karena “hanya” mencoba mengubah sikap orang, yaitu konsultan, fasilitator, dan aparat yang berkunjung ke lapangan.  Apakah pada saat berkunjungan, dengan sekian banyak hal yang harus diperiksa dan dicatat, pengunjung sempat bertanya tentang pemeliharaan atau status prasarana yang dibangun pada tahun-tahun yang lalu?  Biasanya yang diperhatikan adalah konstruksi baru, yang lebih menarik dan cantik bila difoto.  Padalah, masyarakat selalu melihat apa yang dilakukan oleh “tamu” ini sebagai contoh.  Jika orang teladan ini tidak peduli masalah pemeliharaan, apalagi kami yang tidak tahu apa-apa?
Bisa dibayangkan, bagaimana respons masyarakat bila tiap kunjungan mulai dengan pemeriksaan prasarana yang dikerjakan satu atau dua tahun sebelumnya.  Apalagi bila dikaitkan dengan Langkah Enam di bawah ini!

6.  Langkah enam adalah sanksi bagi desa yang tidak melakukan pemeliharaan rutin.  Disarankan ada sanksi bagi desa yang tidak melakukan pemeliharaan rutin.  Forum Antar Desa dapat menyepakati aturan sanksi, dan informasi ini perlu disebarluaskan.  Contoh sanksi termasuk:
  • Desa yang tidak memelihara prasarana tidak berhak lagi mengikuti kompetisi
  • Atau desa yang tidak memelihara prasarana ditetapkan batas biaya maksimal yang dapat diusulkan
  • Sanksi bisa lebih spesifik tentang lokasi (dusun?), tentang jenis proyek, atau yang lain
Sebaiknya tidak perlu terkena sanksi untuk peristiwa yang luar biasa, seperti banjir 50-tahunan, atau pemeliharaan yang memerlukan biayan besar.
Siapa yang berhak untuk mengatakan tidak dipelihara dengan cukup?  Pertanyaan ini yang mungkin paling sulit untuk dijawab.  Yang berhak mengambil keputusan adalah Forum Antar Desa, tetapi forum sendiri tidak akan turun melihat semua desa, yang ada unsur bias dalam penilaian – semakin besar jumlah desa yang digagalkan, semakin besar porsi dana untuk desa yang masih mengikuti.
  • Barangkali dapat dinilai oleh tim kecil yang terdiri dari wakil dari desa lain, dan untuk tiap desa dikunjungi dua tim agar penilaian dapat dibandingkan.
  • Barangkali perlu ada kemungkinan naik banding, seperti pada saat kurang setujui dengan penilaian tim verifikasi.  Untuk tugas ini, KM tersedia tetapi bukan merupakan solusi yang sustainable.  Hanya dapat digunakan untuk memberi contoh cara betul menilai.
7.  Terakhirnya, alangka baik bila disediakan dana khusus masalah pemeliharaan yang di luar kemampuan desa dari segi volume atau biayanya.  Sesuai dengan asumi kami pada Pandangan Baru, dana yang ada di desa terbatas.  Untuk jenis proyek tertentu, mungkin dapat mengumpulkan dana yang cukup besar, tetapi untuk jenis lain mungkin sangat sulit.
Untuk mengurangi timbul ketergantungan pada dana dari pemerintah, dibuat prasyaratan yang harus dipenuhi sebelum dipertimbangkan sebagai penerima dana tambahan:
  • Organisasi pemeliharaan ada dan aktif
  • Terjadi pertemuan rutin
  • Tim kecil pemuda biasa melakukan survei atas kebutuhan pemeliharaan
  • Masyarakat sudah menyumbang sesuai kemampuannya. Tidak
Kami kurang setuju bila dana pemeliharaan disediakan pada biaya konstruksi. Dana pemeliharaan sering tidak diperlukan banyak desa, tetapi untuk desa lain mungkin perlu jauh di atas persediaan.  Jika dana disediakan, pasti akan dihabiskan untuk hal-hal yang tidak kritis.  Orang yang bertanggung jawab untuk ini akan dicurigai.  Tim Pengelola tidak akan mau masa tugasnya diperpanjang untuk hal-hal seperti ini.

No comments:

Post a Comment